Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)

kti kebidanan



Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)

ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berbeda pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system syaraf.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Menurut Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi.
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti imflamasi. Nutrisi dalam ASI mencangkup hampir 200 unsur zat makanan (Nurkhamzah, S. 2012)

B.     Anatomi Payudara
Payudara wanita dirancang untuk memproduksi ASI pada setiap payudara, terdapat sekitar 20 lobus yang memiliki sistem saluran (duck system). Saluran bercabang menjadi saluran-saluran kecil yang berakhir pada sekelompok sel memproduksi susu, saluran tersebut melebar menjadi penyimpangan susu dan bertemu pada puting susu, sel otot mengelilingi alveoli (Saleha, S. 2009) dibawah ini merupakan bagian-bagian payudara terdiri dari :
a.       Pabrik ASI (Alveoli)
1)      Berbentuk seperti buah anggur.
2)      Dindingnya terdiri dari sel-sel yang memproduksi ASI jika dirangsang oleh hormon prolaktin.
b.      Saluran ASI (Ductus Lactiferous)
Berfungsi untuk menyalurkan ASI dari pabrik kegudang.
c.       Gudang ASI (Sinus Lactiferous)
Tempat penyimpanan ASI yang terletak di bawah kalang payudara (Areola)
d.      Otot Polos (Myioepithel)
1)      Otot yang mengelilingi pabrik ASI
2)      Jika dirangsang oleh hormon oksitosin, maka otot yang melingkari pabrik ASI akan mengerut dan menyemprotkan ASI di dalamnya.

Gambar 2.1
Anatomi Payudara


C.    Kolostrum
a.      Pengertian Kolostrum
Kolostrum adalah susu awal yang diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan yakni dihasilkan 24 jam pertama setelah melahirkan. Cairan ini berwarna kunign, atau jernih, merupakan bahan yang sangat kaya akan anti infeksi, dapat membersihkan alat pencernaan bayi dan zat-zat yang tidak berguna (Suherni, dkk. 2009).
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali diekskresikan oleh kelenjar payudara, yang diekskresikan pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat (Saleha, S. 2009)
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada beberapa hari hari pertama kelahiran, biasanya berwarna kuning kental. Air susu ini sangat kaya protein dan zat kekebalan tubuh atau immunoglobulin (IgG, IgA, dan IgM), mengandung sedikit lemak dan karbohidrat.
b.      Proses laktasi dan menyusui
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak, serta berkembangnya terus dan mengeluarkan estrogen dan progesteron untuk mempersiapkan payudara agar dapat mengeluarkan ASI (Saleha, S. 2009)
Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi. Ketikabayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu (sacs) yang berlokasi dibelakang aerola, lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja mulai dari bulan ketiga kehamilan, dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Proses bekerjanya hormon dalam menghasilkan ASI yaitu pada saat bayi menghisap, sejumlah sel syaraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke hipotalamus. Kemudian ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas “rem” penahan prolaktin. Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar patuitari merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara ibu sehingga susu pun keluar.
c.       Reflek yang berperan dalam pembentukan kolostrum atau air susu
Dibawah ini reflek yang berperan dalam pembentukan kolostrum atau air susu antara lain yaitu :
1)      Reflek Prolaktin
Hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum. namun jumlah kolostrum terbatas karena aktifitas prolaktin di hambat olek estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Hormon ini memegang sel-sel alveoli yang fungsinya untuk membuat air susu. Pada ibu menyusui prolaktin akan mengikat dipengaruhi oleh stres atau pengaruh psikis rangsangan puting susu atau obat-obatan.
2)      Reflek Let Down
Reflek oksitosin adalah rangsangan yang ditimbulkan oleh isapan bayi saat menyusu. Refleks ini akan diantar ke bagian lain otak (hipofise posterior) yang akan melepaskan hormon oksitosin.
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli  dan masuk ke system ductulus yang untuk selanjutnya mengalir melalui ductus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah dengan melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi (Saleha, S. 2009)
d.      Penyimpanan ASI
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat berikut ini (Saleha, S. 2009)
1)      Di udara bebas/ terbuka                                    :    6-8 jam
2)      Di lemari es (40C)                                              :    24 jam
3)      Di lemari pendingin/beku (-180C)                     :    6 bulan
e.       Komposisi Kolostrum
Kolostrum mempunyai komposisi sebagai berikut, dimana dari hari ke hari selalu berubah (Suherni, dkk. 2009)
1)      Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi protein dibandingkan dengan asi matur.
2)      Lebih banyak mengandung antibodi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan dengan asi matur, dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai umur 6 bulan
3)      Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan asi matur
4)      Kadar mineral lebih tinggi dibandingkan dengan asi matur
5)      Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan asi matur
6)      Volume kolostrum antara 150-300ml/24 jam
f.       Perbedaan kandungan kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur
1)      Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang berwarna kuning, atau jernih, yang diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan merupakan bahan yang sangat kaya akan anti infeksi, dapat membersihkan alat pencernaan bayi dari zat-zat yang tidak berguna. Protein utama dalam kolostrum adalah immunoglobulin (IgG, IgA, IgM), yang merupakan antibodi guna menangkal dan menetralisir bakteri, virus, jamur, dan parasite (Suherni, dkk. 2009)
2)      Susu transisi
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. Disekresikan dari hari ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi adapula pendapat yang mengatakan bahwa asi matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu kelima. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin tinggi. Volumenya juga akan makin meningkat (Saleha, S. 2009)
3)      Susu matur atau matang
Susu matur atau matang yaitu ASI yang keluar setelah hari ke 10 pasca persalinan. Komposisinya stabil dan tidak berubah. Jika bayi lahir prematur atau kurang bulan, ASI yang dihasilkan memiliki kandungan yang berbeda, yaitu lebih banyak mengandung protein. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi prematur yang biasanya memiliki badan kurang dan banyak hal pada tubuhnya yang belum sempurna.
g.      Manfaat Kolostrum 
Manfaat kolostrum bagi bayi adalah sebagai berikut (Saleha, S. 2009) :
1)      Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bagi yang akan datang.
2)      Kolostrum lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI yang matur, sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan.
3)      Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrosis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambahkan kadar antibodi pada bayi.
h.      Cara Memberikan Kolostrum /  ASI Pertama
Menyerupai susu dan jumlahnya mungkin kecil, tetapi kaya dengan nutrisai dan antibodi yang diperlukan oleh bayi untuk membantu mengatasi infeksi (Tatang M. Amirin. 2009) adapun langkah-langkah dalam memberikan ASI pertama pada bayi baru lahir yaitu :
1)      Memusatkan tubuh bayi ke arah ibu supaya dadanya berhadapan dengan dada ibu. Peganglah dengan tangan leher bahu didukung dengan tangan ibu sepanjang punggung. Bawalah bayi ke payudara dan bukannya menggerakan seluruh tubuh payudara ke arah bayi.
2)      Sentuhan mulut bayi ibu secara halus dengan putting ibu untuk mendorongnya membuka mulut sebesar mungkin. Lidahnya harus ke bawah dan depan dalam mulutnya.
3)      Bawalah mulutnya ke payudara ibu. Pastikan agar putting dan aerola ibu masuk ke dalam mulut  bayi dengan benar. Bibirnya akan tampak terbuka dan dagunya akan menyentuh payudara ibu ini berarti bahwa hidungnya tidak menyentuh payudara supaya ia dapat bernafas.
4)      Biarkan bayi menghisap selama ia mau pada sebelah payudara, kemudian berikan sebelah lagi.
5)      Berilah sebelah payudara yang satu lagi saat mulai menyusukan kembali.
6)      Untuk mengangkat bayi dari payudara, masukan jari ibu ke sudut mulutnya secara halus supaya tidak terhisap lagi.
i.        Dampak jika bayi tidak diberikan kolostrum
Berbagai penelitian juga melaporkan bahwa ASI dapat mengurangi kejadian diare, infeksi saluran kemih, dan infeksi radang usus halus dan besar akibat jaringan kekurangan oksigen atau akibat terapi antibiotik. Akibat tifdak diberikan kolostrum pada bayinya akan mudah terkena penyakit infeksi dan alergi karena dalam kolostrum mengandung zat kekebalan. Selain itu, akan kekurangan protein, vitamin (Roesli, U. 2008)
Serta dampak dari tidak diberikannya kolostrum tersebut adalah daya tahan tubuh bayi yang akan menjadi lemah sehingga mudah terserang berbagai penyakit. Maka dari itu disarankan untuk sesegera mungkin memberikan kolostrum pada bayi baru lahir (Suherni, dkk. 2009)
j.        Asfek kekebalan tubuh pada kolostrum
Aspek-aspek kekebalan tubuh pada kolostrum antara lain :
1)      Immunoglobin
Fraksi protein dari kolostrum mengandung antibody yang serupa dengan antibody yang terdapat di dalam darah ibu dan yang melindungi terhadap penyakit karena bakteri dan virus yang pernah diderita ibu atau yang telah memberikan immunitas pada ibu. Immunoglobulin ini bekerja setempat dalam saluran usus dan dapat juga diserap melalui dinding usus dalam sistem sirkulasi bayi. Yang termasuk dalam antibody ini adalah IgA, IgB, IgM, IgD, dan IgE.
2)      Laktoferin
Laktoferin merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Bersamaan dengan salah satu immunoglobulin (IgA), laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan kuman E.coli, stafilokokus dan ragi. Kadar yang paling tinggi dalam kolostrum adalah 7 hari hari pertama postpartum. Efek immunologis laktoferin akan hilang apabila makanan bayi ditambah zat besi.
3)      Lisosom
Bersama dengan IgA mempunyai fungsi anti bakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai macam-macam virus. Kadar lisosom dalam kolostrum dan ASI lebih besar dibandingkan dalam air susu sapi.
4)      Faktor antitripsin.
Enzim tripsin berada di saluran usus dan fungsinya adalah untuk memecah protein, maka antitripsin di dalam kolostrum akan menghambat kerja tripsin.
5)      Faktor bifidus
Lactobacilli ada di dalam usus bayi yang membutuhkan gula yang mengandung nitrogen, yaitu faktor bifidus. Faktor bifidus berfungsi mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti E.coli, dan ini hanya terdapat di dalam kolostrum dan ASI.
6)      Lipase
Berfungsi sebagai zat anti virus.
7)      Anti stafilokokus
Berfungsi melindungi bayi terhadap bakteri stafilokokus
8)      Laktoferoksidase
Berfungsi membunuh streptokokus
9)      Komponen komplemen
Mengandung komplemen C3 dan C4 yang berfungsi sebagai faktor pertahanan.
10)  Sel-sel fagositosis
Dapat melakukan fagositosis terutama terhadap stafilokokus, E.coli dan candida albican. Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. Faktor – faktor pelindung ini semua ada di dalam ASI yang mature maupun di dalam kolostrum. Pemberian kolostrum secara awal pada bayi dan pemberian ASI terus menerus merupakan perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit (Pusdiknakes, 2003).
Kolostrum mengandung anti kekebalan tidak menjadi suatu hal yang utama pada ibu-ibu setelah melahirkan. Kebanyakan mereka tidak segera memberikan kolostrum karena menganggap kolostrum bukanlah pengaruh yang terpenting buat masa depan bayi mereka. Serta akibat dari pengetahuan yang serba terbatas sehingga mereka tidak mampu mencerna makanan dari pemberian kolostrum.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh