Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu
Ibu (ASI)
ASI
adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi
bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berbeda pada tingkat terbaik dan air
susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat
yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system syaraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Menurut
Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi.
ASI adalah satu jenis
makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi,
sosial, maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti imflamasi. Nutrisi dalam ASI mencangkup
hampir 200 unsur zat makanan (Nurkhamzah, S. 2012)
B.
Anatomi
Payudara
Payudara wanita
dirancang untuk memproduksi ASI pada setiap payudara, terdapat sekitar 20 lobus
yang memiliki sistem saluran (duck
system). Saluran bercabang menjadi saluran-saluran kecil yang berakhir pada
sekelompok sel memproduksi susu, saluran tersebut melebar menjadi penyimpangan
susu dan bertemu pada puting susu, sel otot mengelilingi alveoli (Saleha, S.
2009) dibawah ini merupakan bagian-bagian payudara terdiri dari :
a.
Pabrik ASI (Alveoli)
1) Berbentuk
seperti buah anggur.
2) Dindingnya
terdiri dari sel-sel yang memproduksi ASI jika dirangsang oleh hormon
prolaktin.
b.
Saluran ASI (Ductus Lactiferous)
Berfungsi
untuk menyalurkan ASI dari pabrik kegudang.
c.
Gudang ASI (Sinus Lactiferous)
Tempat
penyimpanan ASI yang terletak di bawah kalang payudara (Areola)
d.
Otot Polos (Myioepithel)
1) Otot
yang mengelilingi pabrik ASI
2) Jika
dirangsang oleh hormon oksitosin, maka otot yang melingkari pabrik ASI akan
mengerut dan menyemprotkan ASI di dalamnya.
Gambar 2.1
Anatomi Payudara
C.
Kolostrum
a. Pengertian Kolostrum
Kolostrum
adalah susu awal yang diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan yakni dihasilkan
24 jam pertama setelah melahirkan. Cairan ini berwarna kunign, atau jernih,
merupakan bahan yang sangat kaya akan anti infeksi, dapat membersihkan alat
pencernaan bayi dan zat-zat yang tidak berguna (Suherni, dkk. 2009).
Kolostrum
merupakan cairan yang pertama kali diekskresikan oleh kelenjar payudara, yang
diekskresikan pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat (Saleha, S.
2009)
Kolostrum
adalah ASI yang keluar pada beberapa hari hari pertama kelahiran, biasanya
berwarna kuning kental. Air susu ini sangat kaya protein dan zat kekebalan
tubuh atau immunoglobulin (IgG, IgA,
dan IgM), mengandung sedikit lemak dan karbohidrat.
b. Proses laktasi dan menyusui
Persiapan
memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan, payudara semakin padat
karena retensi air, lemak, serta berkembangnya terus dan mengeluarkan estrogen
dan progesteron untuk mempersiapkan payudara agar dapat mengeluarkan ASI
(Saleha, S. 2009)
Proses
produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi. Ketikabayi menghisap
payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam
alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk
canals) menuju reservoir susu (sacs) yang
berlokasi dibelakang aerola, lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal
bekerja mulai dari bulan ketiga kehamilan, dimana tubuh wanita memproduksi
hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Proses bekerjanya
hormon dalam menghasilkan ASI yaitu pada saat bayi menghisap, sejumlah sel
syaraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke hipotalamus. Kemudian ketika
menerima pesan itu, hipotalamus melepas “rem” penahan prolaktin. Untuk mulai
menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar patuitari merangsang
kelenjar-kelenjar susu di payudara ibu sehingga susu pun keluar.
c. Reflek yang berperan dalam
pembentukan kolostrum atau air susu
Dibawah
ini reflek yang berperan dalam pembentukan kolostrum atau air susu antara lain
yaitu :
1) Reflek
Prolaktin
Hormon prolaktin
memegang peranan untuk membuat kolostrum. namun jumlah kolostrum terbatas
karena aktifitas prolaktin di hambat olek estrogen dan progesteron yang
kadarnya memang tinggi. Hormon ini memegang sel-sel alveoli yang fungsinya
untuk membuat air susu. Pada ibu menyusui prolaktin akan mengikat dipengaruhi
oleh stres atau pengaruh psikis rangsangan puting susu atau obat-obatan.
2) Reflek
Let Down
Reflek oksitosin
adalah rangsangan yang ditimbulkan oleh isapan bayi saat menyusu. Refleks ini
akan diantar ke bagian lain otak (hipofise
posterior) yang akan melepaskan hormon oksitosin.
Kontraksi dari
sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system ductulus yang untuk selanjutnya
mengalir melalui ductus lactiferus masuk
ke mulut bayi.
Faktor-faktor
yang meningkatkan refleks let down adalah dengan melihat bayi, mendengarkan
suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi (Saleha, S. 2009)
d. Penyimpanan ASI
ASI
yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat berikut ini
(Saleha, S. 2009)
1)
Di udara bebas/ terbuka : 6-8 jam
2)
Di lemari es (40C) : 24 jam
3)
Di lemari pendingin/beku (-180C) : 6 bulan
e. Komposisi Kolostrum
Kolostrum
mempunyai komposisi sebagai berikut, dimana dari hari ke hari selalu berubah
(Suherni, dkk. 2009)
1)
Kolostrum mempunyai kandungan yang
tinggi protein dibandingkan dengan asi matur.
2)
Lebih banyak mengandung antibodi 10-17
kali lebih banyak dibandingkan dengan asi matur, dapat memberikan perlindungan
pada bayi sampai umur 6 bulan
3)
Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan
dengan asi matur
4)
Kadar mineral lebih tinggi dibandingkan
dengan asi matur
5)
Total energi lebih rendah jika
dibandingkan dengan asi matur
6)
Volume kolostrum antara 150-300ml/24 jam
f. Perbedaan kandungan kolostrum, ASI
transisi, dan ASI matur
1)
Kolostrum
Kolostrum adalah
cairan yang berwarna kuning, atau jernih, yang diproduksi oleh ibu yang baru
melahirkan merupakan bahan yang sangat kaya akan anti infeksi, dapat
membersihkan alat pencernaan bayi dari zat-zat yang tidak berguna. Protein
utama dalam kolostrum adalah immunoglobulin (IgG, IgA, IgM), yang merupakan
antibodi guna menangkal dan menetralisir bakteri, virus, jamur, dan parasite
(Suherni, dkk. 2009)
2)
Susu transisi
Merupakan ASI
peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. Disekresikan dari hari
ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi adapula pendapat yang
mengatakan bahwa asi matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu
kelima. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak
semakin tinggi. Volumenya juga akan makin meningkat (Saleha, S. 2009)
3)
Susu matur atau matang
Susu matur atau
matang yaitu ASI yang keluar setelah hari ke 10 pasca persalinan. Komposisinya
stabil dan tidak berubah. Jika bayi lahir prematur atau kurang bulan, ASI yang
dihasilkan memiliki kandungan yang berbeda, yaitu lebih banyak mengandung
protein. Hal ini sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi prematur yang
biasanya memiliki badan kurang dan banyak hal pada tubuhnya yang belum
sempurna.
g. Manfaat Kolostrum
Manfaat
kolostrum bagi bayi adalah sebagai berikut (Saleha, S. 2009) :
1) Kolostrum
merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang
baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bagi yang akan datang.
2) Kolostrum
lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI yang matur, sehingga
dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan.
3) Terdapat
tripsin inhibitor, sehingga hidrosis protein di dalam usus bayi menjadi kurang
sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambahkan kadar antibodi pada bayi.
h. Cara Memberikan Kolostrum / ASI
Pertama
Menyerupai
susu dan jumlahnya mungkin kecil, tetapi kaya dengan nutrisai dan antibodi yang
diperlukan oleh bayi untuk membantu mengatasi infeksi (Tatang M. Amirin. 2009)
adapun langkah-langkah dalam memberikan ASI pertama pada bayi baru lahir yaitu
:
1) Memusatkan
tubuh bayi ke arah ibu supaya dadanya berhadapan dengan dada ibu. Peganglah
dengan tangan leher bahu didukung dengan tangan ibu sepanjang punggung. Bawalah
bayi ke payudara dan bukannya menggerakan seluruh tubuh payudara ke arah bayi.
2) Sentuhan
mulut bayi ibu secara halus dengan putting ibu untuk mendorongnya membuka mulut
sebesar mungkin. Lidahnya harus ke bawah dan depan dalam mulutnya.
3) Bawalah
mulutnya ke payudara ibu. Pastikan agar putting dan aerola ibu masuk ke dalam
mulut bayi dengan benar. Bibirnya akan
tampak terbuka dan dagunya akan menyentuh payudara ibu ini berarti bahwa
hidungnya tidak menyentuh payudara supaya ia dapat bernafas.
4) Biarkan
bayi menghisap selama ia mau pada sebelah payudara, kemudian berikan sebelah
lagi.
5) Berilah
sebelah payudara yang satu lagi saat mulai menyusukan kembali.
6) Untuk
mengangkat bayi dari payudara, masukan jari ibu ke sudut mulutnya secara halus
supaya tidak terhisap lagi.
i.
Dampak
jika bayi tidak diberikan kolostrum
Berbagai
penelitian juga melaporkan bahwa ASI dapat mengurangi kejadian diare, infeksi
saluran kemih, dan infeksi radang usus halus dan besar akibat jaringan
kekurangan oksigen atau akibat terapi antibiotik. Akibat tifdak diberikan
kolostrum pada bayinya akan mudah terkena penyakit infeksi dan alergi karena
dalam kolostrum mengandung zat kekebalan. Selain itu, akan kekurangan protein,
vitamin (Roesli, U. 2008)
Serta
dampak dari tidak diberikannya kolostrum tersebut adalah daya tahan tubuh bayi
yang akan menjadi lemah sehingga mudah terserang berbagai penyakit. Maka dari
itu disarankan untuk sesegera mungkin memberikan kolostrum pada bayi baru lahir
(Suherni, dkk. 2009)
j.
Asfek
kekebalan tubuh pada kolostrum
Aspek-aspek
kekebalan tubuh pada kolostrum antara lain :
1) Immunoglobin
Fraksi protein
dari kolostrum mengandung antibody yang serupa dengan antibody yang terdapat di
dalam darah ibu dan yang melindungi terhadap penyakit karena bakteri dan virus
yang pernah diderita ibu atau yang telah memberikan immunitas pada ibu.
Immunoglobulin ini bekerja setempat dalam saluran usus dan dapat juga diserap
melalui dinding usus dalam sistem sirkulasi bayi. Yang termasuk dalam antibody
ini adalah IgA, IgB, IgM, IgD, dan IgE.
2) Laktoferin
Laktoferin
merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi.
Bersamaan dengan salah satu immunoglobulin (IgA), laktoferin mengambil zat besi
yang diperlukan untuk perkembangan kuman E.coli, stafilokokus dan ragi. Kadar
yang paling tinggi dalam kolostrum adalah 7 hari hari pertama postpartum. Efek
immunologis laktoferin akan hilang apabila makanan bayi ditambah zat besi.
3) Lisosom
Bersama dengan
IgA mempunyai fungsi anti bakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai
macam-macam virus. Kadar lisosom dalam kolostrum dan ASI lebih besar
dibandingkan dalam air susu sapi.
4) Faktor
antitripsin.
Enzim tripsin
berada di saluran usus dan fungsinya adalah untuk memecah protein, maka
antitripsin di dalam kolostrum akan menghambat kerja tripsin.
5) Faktor
bifidus
Lactobacilli ada
di dalam usus bayi yang membutuhkan gula yang mengandung nitrogen, yaitu faktor
bifidus. Faktor bifidus berfungsi mencegah pertumbuhan organisme yang tidak
diinginkan, seperti E.coli, dan ini hanya terdapat di dalam kolostrum dan ASI.
6) Lipase
Berfungsi sebagai zat anti virus.
7) Anti
stafilokokus
Berfungsi melindungi bayi terhadap
bakteri stafilokokus
8) Laktoferoksidase
Berfungsi membunuh streptokokus
9) Komponen
komplemen
Mengandung
komplemen C3 dan C4 yang berfungsi sebagai faktor pertahanan.
10) Sel-sel
fagositosis
Dapat melakukan
fagositosis terutama terhadap stafilokokus, E.coli dan candida albican. Pada
waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya bayi belum dapat membentuk
kekebalan sendiri secara sempurna. Faktor – faktor pelindung ini semua ada di
dalam ASI yang mature maupun di dalam kolostrum. Pemberian kolostrum secara
awal pada bayi dan pemberian ASI terus menerus merupakan perlindungan terbaik
yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit (Pusdiknakes, 2003).
Kolostrum
mengandung anti kekebalan tidak menjadi suatu hal yang utama pada ibu-ibu
setelah melahirkan. Kebanyakan mereka tidak segera memberikan kolostrum karena
menganggap kolostrum bukanlah pengaruh yang terpenting buat masa depan bayi
mereka. Serta akibat dari pengetahuan yang serba terbatas sehingga mereka tidak
mampu mencerna makanan dari pemberian kolostrum.
Comments
Post a Comment